HIDUP ADALAH PILIHAN, JANGAN SALAH MEMILIH

Miskin sudah pasti, kaya itu pilihan, karena itu pilihan ada resiko-resiko yang harus dihadapi; kebanyak orang ingin kaya dan menikmati kekayaan tetapi tidak mau mengikuti proses yang harus dilaluinya, inginnya bekerja ringan pendapatan besar dan tidak mau menangguh resiko.

Jika kita ingin kaya, ada beberapa alternatif untuk menjadi kaya, pertama penjadi pengawai lalu korupsi, kerja ringan pendapatan besar disebabkan gaji plus dari uang macam-macam, resikonya pun besar yaitu masuk jeruji penjara. Kedua, kawin dengan orang kaya resikonya pun jika tidak terpakai maka kita dicerai lalu kita kembali menjadi miskin. Ketiga, menjadi anak orang kaya yang mendapatkan warisan dari orang tua kita, tetapi jika tidak suka berbisnis dan berproduksi maka harta kekayaan dari orang tua akhirnya habis. 

Hidup memang penuh pilihan, tinggal kita memilih mau menjadi apa?, menjadi pengawai resikonya pendapatannya dibatasi, kerja dari pagi hingga sore hari tetapi pendapatannya sama setiap bulan, jika ingin lebih maka harus mencari kerja diluar ketentuan atau kerja sampingan; resikonya kita tidak focus bekerja dan menjadi bulan-bulanan atasan kita, karena kerja mengurangi dari standar. Atau kita berusaha menjadi seorang pimpinan dari pekerja, sehingga mendapatkan insentif tambahan karena menjadi pimpinan. Tetapi untuk mencapai tersebut kita harus bekerja keras dalam berbagai bidang sehingga kita menjadi yang terbaik sehingga atas kita senang dan akhirnya kita dipromosikan; tetapi resikonya jika tidak terpakai maka orang akan segera diberhentikan.

Tidak ada sebuah pilihan yang tidak mengandung resiko semuanya ada prosesnya dan dibalik prosesnya tersebut selalu ada resiko; menjadi pengusaha memang sangat menjanjikan karena dari 100 % penduduk bumi, pengusaha itu hanya 5 % tetapi uang yang dikuasi oleh pengusaha adalah sebanyak 90 %, sedangkan sebagian orang inginnya menjadi pegawai sehingga pengawai jumlahnya adalah 95 % tetapi uang yang tersisa hanya 10 %,  sangat terbayang bagaimana sulitnya pengawai mencari uang, maka karena sulitnya mencari uang hidupnya hanya untuk uang, uang dan uang; tetapi tidak pernah terpikirkan bahwa sebenarnya aset aset yang dimiliki berupa tanah, bangunan, barang-barang dan orang orang yang ada disekitarnya adalah sumber-sumber uang, tetapi karena sulitnya mencari uang, maka peluang menjadi sulit tertangkap.

Menjadi pengusaha bukan tanpa kesulitan, menjadi pengusaha yang saya rasakan selalu berada dalam kesulitan yang tidak pernah berhenti, kesulitan demi kesulitan tersebut disebabkan karena menjadi pengusaha selalu ada keinginan untuk terus menumbuhkan perusahaan yang tidak pernah selesai. Saya sendiri tidak tahu kapan kesulitan demi kesulitan itu akan berakhir, mungkin sampai mati kesulitan itu akan terus mengikuti disebabkan keinginan untuk mengembangkan perusahaan untuk menjadi lebih besar tidak bisa diberhentikan begitu saja.

Memang perusahaan-perusahaan saya terus berkembang, pengawai-pegawai saya terus bertambah, aset-aset saya terus bertambah, tetapi kesulitan sayapun terus bertambah bahkan semakin terus bertambah, kesulitan apa yang dihadapi oleh pengusaha, ada dua yang saya rasakan yaitu mengelola pengawai dan mengatur pembayaran hutang karena akhirnya pengusaha jika dia kurang hati-hati maka akan  terjebak dalam  banyak hutang yang harus dibayar.
Ayoo membangun Bangsa dengan Wirausaha (ENTER Indonesia)